Banyak Pesepak Bola yang Jadi Mualaf di Ranah Minang

Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal tersebut ternyata memengaruhi pesepak bola berikut ini menjadi mualaf di Ranah Minang.

Dari kiri ke kanan: Antonio Claudio, Vendry Mofu, Erol FX Iba, Elie Aiboy, dan Marcio Sauza. [Foto: Istimewa]

Suluah.com – Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal ini ternyata memengaruhi banyak pesepak bola menjadi mualaf ketika berkiprah di klub asal Ranah Minang.

Berikut kisah beberapa pesepak bola yang menjadi mualaf di Ranah Minang dikutip dari berbagai sumber.

Antonio Claudio

Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal tersebut ternyata memengaruhi pesepak bola berikut ini menjadi mualaf di Ranah Minang.

Antonio Claudio.

Sosok yang satu ini termasuk pesepak bola asing yang lama berkarier di Liga Indonesia baik sebagai pemain dan pelatih. Bek kelahiran Brasil ini sudah berkiprah Tanah Air sejak 1994.

Ia sempat memperkuat Semen Padang di Liga Indonesia edisi perdana 1994–1995 dan tiga musim di PSP Padang yang bersaing di Divisi I (Liga 2).

Antonio memeluk agama Islam pada 2000. Setelah jadi mualaf, ia memiliki nama Fakhruz Zaman.

"Saya jadi mualaf atas keinginan sendiri. Sebelumnya, saya mendapat tuntunan dari guru agama yang didatangkan almarhum Pak Zamzami (manajer PSP). Saya pun belajar cara melakukan salat, bacaannya. Alhamdulillah, saya berterima kasih pada beliau," ungkap Antonio.

Antonio mengaku nyaman menjalani kehidupannya setelah masuk Islam. Terlebih, ia telah memiliki istri dan dua anak. "Saya beruntung berada dalam lingkungan yang taat menjalankan agama Islam," kata Antonio.

Erol FX Iba

Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal tersebut ternyata memengaruhi pesepak bola berikut ini menjadi mualaf di Ranah Minang.

Erol FX Iba.

Nama Erol Iba tak asing bagi penikmat sepak bola periode 1990–2000-an. Ia merupakan mantan pemain Timnas Indonesia dan penggawa klub-klub besar Indonesia.

Berasal dari tanah Papua, Erol memulai karier sebagai pemain profesional di klub Semen Padang pada 1998. Setelah itu, ia berpindah membela klub-klub besar Indonesia, seperti Pelita Jaya, Arema FC, Persipura, dan Sriwijaya FC. Hingga akhirnya, ia mendapat kesempatan bermain untuk Timnas Indonesia.

Dari melanglang buana bersama klub-klub besar Indonesia, Erol mendapat banyak kisah berharga. Namun bagi ia Semen Padang adalah klub yang memiliki kenangan tersendiri.

"Yang paling berkesan adalah di Semen Padang [karena] saya mendapat hidayah untuk hijrah menjadi seorang mualaf," kenang Erol.

Elie Aiboy

Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal tersebut ternyata memengaruhi pesepak bola berikut ini menjadi mualaf di Ranah Minang.

Elie Aiboy.

Nama Elie Aiboy pernah begitu terkenal di sepak bola Indonesia. Pemain kelahiran Jayapura ini merupakan salah satu pemain sayap terbaik Timnas Indonesia.

Ia terlibat dalam banyak turnamen yang diikuti Timnas Indonesia seperti Piala AFF dan Piala Asia. Di level klub, ia pernah membela Persija Jakarta, Persipura, Arema, sampai Semen Padang.

Dari semua klub, pengalaman bermain di Semen Padang termasuk yang paling berkesan baginya. Elie Aiboy tercatat membela Semen Padang dalam dua periode, yakni tahun 1999–2002 dan 2010–2013.

Saat berada di Ranah Minang, Elie memutuskan menjadi mualaf. Selain itu, ia bertemu dengan wanita yang kelak dinikahinya.

Bukan kebetulan pula di Semen Padang, banyak pemain Papua yang hadir bermain mulai dari teman seangkatannya Erol FX Iba dan Herman Pulalo.

Setelah tak lagi aktif di lapangan hijau, mantan pilar Semen Padang ini lebih banyak menghabiskan waktunya di Kota Padang, tepatnya di Indarung.

Vendry Mofu

Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal tersebut ternyata memengaruhi pesepak bola berikut ini menjadi mualaf di Ranah Minang.

Vendry Mofu.

Muhammad Vendry Ronaldo Mofu, begitu nama lengkap pesepak bola yang biasa beroperasi di sektor tengah ini. Nama itu ia dapat setelah menjadi mualaf pada 2010.

Ia turut membawa Semen Padang menjadi juara Indonesian Premier League 2011-2012.

Pesebapak bola asal Wamena, Papua ini membela klub Semen Padang dari 2010 hinga 2013. Selanjutnya, ia kembali lagi ke Semen Padang untuk musim 2014–2017.

Selama membela tim kebanggaan urang awak, Mofu jatuh cinta dengan Ranah Minang.

Hal itu lantaran wanita yang ia nikahi merupakan gadis Minang. Di Ranah Minang pula, ia akhirnya memutuskan masuk Islam alias menjadi mualaf.

Marcio Sauza

Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal tersebut ternyata memengaruhi pesepak bola berikut ini menjadi mualaf di Ranah Minang.

Marcio Sauza.

Pemain asal Brasil ini mengucap kalimat syahadat saat memperkuat Semen Padang pada 2010. Saat itu, ia turut membawa Semen Padang promosi ke Liga Super Indonesia.

Marcio tertarik menjadi mualaf karena merasa damai melihat rekan-rekannya di Semen Padang melakukan salat, baik saat berada di mes maupun perjalanan laga tandang.

Baca juga: 3 Profil Orang Minang yang Keluar dari Islam

Setelah memeluk Islam, Marcio Souza yang berganti nama menjadi Ahmad Marcio menikahi Rahmi pada 23 Juni 2010.

Namun, karier Marcio Souza di sepak bola Indonesia berakhir dengan pengalaman pahit pada 2016. Ia ditangkap oleh aparat di Belfrord Roxo, Rio de Janiero, Brasil atas keterlibatannya di kasus pengaturan skor di Liga Brasil. [den]

Tag:

Baca Juga

Asril Etek bersama Archandra Tahar
Asril Etek, Pemain Bola Jadi Pengusaha
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Padang.
Mengenal Gereja Advent di Padang
FK Unand adalah salah satu fakultas kedokteran awal di Indonesia. FK Unand telah memulai perkuliahannya sejak 1955.
Sejarah FK Unand, Berdiri Sejak 1955
Hotel Centrum adalah bekas hotel di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat yang dibangun pada masa kolonial Belanda
Hotel Centrum Bukittinggi, Pernah Dibumihanguskan, Kini Sengketa Lahan
INS Kayutanam mengalami masa krisis berupa terhentinya proses belajar mengajar selama periode pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan di Indonesia
Sejarah INS Kayutanam (3): Sempat Vakum Hingga Dibumihanguskan
Masjid Jamik Sungai Jariang terletak di Jorong Sungai Jariang, Nagari Koto Panjang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Masjid Jamik Sungai Jariang Berusia Seabad Berkubah Kuning Cemerlang