• Login
Kamis, Juni 30, 2022
No Result
View All Result
Suluah.com
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
Suluah.com
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
No Result
View All Result
Suluah.com
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
Home Kultur

Saka Guru dan Sistem Purus dalam Arsitektur Jawa

by Suluah.com
Rabu, 8/12/2021
A A
Dalam arsitektur Jawa, dikenal istilah saka guru dan purus. Saka guru merupakan empat tiang utama pada bangunan seperti pendopo dan masjid.

Saka Guru di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. [Foto 1Veertje via Wikimedia]

Suluah.com – Saka guru (atau soko guru dalam bahasa Jawa) adalah empat tiang utama yang terdapat pada bangunan tradisional Jawa, seperti pendopo, rumah adat, dan masjid. Ia berfungsi untuk menyangga gaya berat atap.

Empat tiang utama memiliki makna simbolik yang penting dan terkadang dianggap memiliki kekeramatan. Ruang di bawahnya dipercaya sebagai ruang sakral sehingga kerap digunakan untuk kegiatan tertentu, seperti tempat duduk kedua mempelai saat akad nikah

Baca Juga

Kajang Padati, Rumah Gadang Tanpa Gonjong

Wayang, Warisan Dunia UNESCO di Indonesia

Konstruksi saka guru terdapat pada bangunan dengan atap tipe joglo atau tipe tajug. Atap jenis joglo diperuntukkan bagi rumah para bangsawan, sedangkan atap jenis tajug diperuntukkan untuk bangunan suci misalnya masjid atau candi.

ADVERTISEMENT

Dalam arsitektur Jawa, dinding hanya berfungsi pembatas ruangan atau eksterior, bukan penyangga struktur. Jadi, yang berfungsi sebagai penopang atap bangunan adalah empat tiang utama.

Masing-masing dari empat tiang berada di atas umpak, batu berbentuk trapesium tiga dimensi yang berfungsi sebagai peralihan antara tiang dan pondasi.

Menurut Gunawan Tjahjono dalam penelitiannya, ukuran umpak bervariasi dari 20 x 20 cm persegi hingga 1 x 1 m persegi, menyesuaikan ukuran tiang. Umpak mencegah tiang terkena air, dan dapat mengurangi gaya horizontal akibat gempa bumi.

Hubungan Saka Guru dan Purus

Setiap tiang saka guru memiliki purus di tiap ujungnya. Purus bawah untuk memasukkan tiang ke umpak dan purus atas untuk menghubungkan tiang ke dua balok yang saling menyilang.

Purus merupakan sistem konstruksi bongkar pasang (knockdown) berupa tonjolan dan lubang yang saling terkaitkan dan saling mengunci satu sama lain

Di bagian atas tiang saka guru, tepatnya di bawah purus, terdapat lubang yang akan diisi oleh dua balok sekunder yang saling menyilang. Tiap ujung balok sekunder ini memiliki purus sama seperti tiang saka guru. Namun, terdapat perbedaan bentuk purus antara kedua balok.

Baca juga: Apa itu Wayang?

Balok pertama dikenal sebagai sunduk (“tusuk sate”) yang memiliki purus yang disebut purus wedokan (“purus wanita”). Purus wedokan berisi lubang yang akan dikunci dengan purus dari balok kedua setelah dimasukkan ke dalam saka guru. Balok kedua dikenal sebagai kili (“jangkar”), sedangkan purusnya disebut purus lanang (“purus laki-laki”).

Setelah semua balok terpasang dengan sistem purus, saka guru dapat stabil dan menopang atap di atasnya. [den]

Tags: ArsitekturBudaya Jawa
ShareTweetSendShareSend

RELATED ARTICLE

Bakajang adalah tradisi menghias perahu di Nagari Gunung Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat setiap memasuki Hari Raya Idul Fitri.

Bakajang, Tradisi Menghias Perahu Masyarakat Nagari Gunung Malintang

Sirih dalam carano adalah persembahan orang Minang kepada tamu dalam upacara adat. Ada filosofi kearifan masyarakat Minang di dalamnya.

Sirih dalam Carano, Romantisme Orang Minang Menyambut Tamu

Suku Mentawai memiliki perahu perang tradisional yang pernah terdokumentasikan pada abad ke-17. Namanya knabat bogolu. Bagaimana sejarahnya?

Knabat Bogolu, Perahu Perang Tradisional Mentawai

Kajang padati adalah nama untuk rumah gadang yang tak bergonjong di Kota Padang.

Kajang Padati, Rumah Gadang Tanpa Gonjong

POPULAR

Meskipun dikenal sebagai penganut agama Islam, ternyata pernah ada orang Minang yang keluar dari Islam. Ada yang jadi pendeta bahkan ateis.

Profil 3 Orang Minang yang Keluar dari Islam

Rizal Muslimin adalah seorang arsitek Indonesia. Ia terkenal sebagai perancang desain Masjid Raya Sumatra Barat yang mendapat penghargaan Abdullatif Al Fozan Award 2021 untuk tujuh arsitektur masjid terbaik di dunia.

Cerita Rizal Muslimin Merancang Desain Masjid Raya Sumbar

Nuansa Islam begitu kental di Ranah Minang. Hal tersebut ternyata memengaruhi pesepak bola berikut ini menjadi mualaf di Ranah Minang.

Banyak Pesepak Bola yang Jadi Mualaf di Ranah Minang

Keberadaan Baha'i di Sumbar belum begitu mendapat perhatian. Sumbar menjadi salah satu daerah dengan penganut Baha'i terbanyak di Indonesia.

Dokter Astani, Pelopor Baha’i di Padang dan Bukittinggi

Daerah Kuranji memainkan peran penting sebagai basis pertahanan dan perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di sinilah, basis kedudukan Harimau Kuranji.

Sejarah Kuranji dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, Basis Harimau Kuranji

K.H. Abdul Ghofur adalah pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat di Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. K.H. Abdul Ghofur merupakan keturunan ke-14 dari Sunan Drajat dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

K.H. Abdul Ghofur, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat

Cekricek Network

Selebkita.com | Kabarkabari.id | Kalamakan.com | Cektips.com | Suluah.com | Ototekno.id | Liniekonomi.com | Sainskita.com | Badata.id | Inkes.id | Pesonapuan.com | Ceritahits.com | Invesco.id | Cekhukum.com

Follow Kami

  • About Us
  • Editorials
  • Contact Us
  • Privacy
  • Index

©2021 Cekricek.id | All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
  • Login

©2021 Cekricek.id | All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In