• Login
Rabu, Mei 18, 2022
No Result
View All Result
Suluah.com
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
Suluah.com
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
No Result
View All Result
Suluah.com
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
Home Story

Masjid Usang Koto Marapak, Bertahan Meski Ditinggalkan

by Suluah.com
Sabtu, 2/04/2022
A A
Masjid ini berusia lebih dari seabad. Bangunan induknya terbuat dari kayu dengan tambahan bangunan serambi yang terbuat dari batu bata.

Masjid Usang Koto Marapak. [Foto: Rahmatdenas]

Suluah.com – Masjid Usang Koto Marapak terletak di Jorong Koto Marapak, Nagari Lambah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar). Masjid ini sudah tidak digunakan dan kondisinya memprihatinkan.

Masjid ini berusia lebih dari seabad. Bangunan induknya terbuat dari kayu dengan tambahan bangunan serambi yang terbuat dari batu bata. Atapnya terbuat dari seng berupa limas berundak-undak sebagaimana umumnya atap masjid kuno di Minangkabau.

Baca Juga

Beribadah di Masjid Jamik Nurul Huda Padang Panjang yang Bersih dan Nyaman

Melihat Masjid dan Surau Syekh Muhammad Jamil di Bayang yang Ditinggalkan

Sejarah

Kehadiran masjid di Minangkabau pada masa lampau tak terlepas dari sejarah nagari tempatnya berada. Begitu pula dengan Masjid Usang Koto Marapak yang terdapat di wilayah Nagari Lambah.

ADVERTISEMENT

Pada umumnya, setiap nagari memiliki masjid utama yang menjadi pusat kegiatan keagamaan oleh masyarakat. Bahkan, salah satu syarat berdirinya nagari adalah keberadaan masjid.

Masjid Usang Koto Marapak dibangun pada awal abad ke-20. Silvia Galikano dalam blognya menulis, terdapat enkripsi di bidang kayu pada atap masjid bertuliskan angka 1319 Hijriyah atau tahun 1901/1902. Tahun tersebut diduga tahun pembangunan masjid.

Masih dalam blog Silvia Galikano, enkripsi yang sama juga menulis nama dua ulama pendiri masjid, yakni Majo Indo bergelar Tuanku Nan Setia dan Tuanku Nan Basar.

Masjid ini merupakan salah satu pusat kegiatan ibadah masyarakat Nagari Lambah, khususnya Koto Marapak. Namun, memasuki era 1970-an, peran masjid ini mulai berkurang karena adanya masjid baru yang berdekatan lokasinya.

Arsitektur

Masjid ini berusia lebih dari seabad. Bangunan induknya terbuat dari kayu dengan tambahan bangunan serambi yang terbuat dari batu bata.
Ruang salat. [Foto: Rahmatdenas]
Sebagaimana masjid kuno umumnya di Minangkabau, tipologi bangunan Masjid Usang Koto Marapak masih berupa rumah panggung. Banguan induknya, yang berfungsi sebagai ruang salat, berdenah persegi dengan dinding, tiang, dan papan terbuat dari kayu.

Ada sembilan tiang pada bangunan induk. Tiap-tiap tiang berhiaskan ukiran corak pucuk rebung pada bagian bawah dan atas.

Dinding bangunan tidak tegak lurus, melainkan miring sekitar 5 derajat terhadap permukaan tanah. Di dinding ini terpasang 20 jendela, masing-masing memiliki dua daun jendela yang membuka ke dalam.

Selain bangunan induk, terdapat bangunan tambahan di sisi yang berseberangan dengan mihrab. Bangunan ini berfungsi sebagai beranda, yakni ruang peralihan sebelum masuk ke ruang salat.

Uniknya, beranda ini berdiri di atas kolam layaknya jembatan. Kolam itu sendiri berfungsi sebagai tempat wudu. Jadi, jemaah yang akan berwudu harus menuruni tangga beranda.

Mihrab Muazin

Masjid ini berusia lebih dari seabad. Bangunan induknya terbuat dari kayu dengan tambahan bangunan serambi yang terbuat dari batu bata.
Mihrab muazin (sebelah kiri pada foto) yang sudah ambruk. [Foto: Rahmatdenas]
Masjid ini memiliki mihrab yang menjorok keluar dengan berukuran 4 x 4 m. Di atasnya, ada lagi mihrab yang dibuat tinggi, bernama mihrab muazin.

Mihrab muazin menempel di atas atap mihrab utama. Ruangannya memiliki denah persegi delapan dengan jendela di tiap sisinya. Mihrab muazin memiliki atap berupa kubah dengan tritisan sekelilingnya.

Ada tangga untuk naik ke mihrab muazin berupa ruang sempit berbentuk silinder. Dahulu ketika belum ada pengeras suara, sebagaimana ditulis oleh Silvia Galikano, lima kali sehari muazin mengumandangkan azan di sini.

Ada tiga hingga empat muazin yang bertugas. Mereka saling berpunggungan mengumandangkan azan secara serentak ke arah yang berbeda.

Sayangnya, saat ini, mihrab muazin berikut kubahnya sudah ambruk menembus lantai dan tapak tanah di bawahnya.

Kondisi Saat ini

Masjid ini berusia lebih dari seabad. Bangunan induknya terbuat dari kayu dengan tambahan bangunan serambi yang terbuat dari batu bata.
Beranda masjid. [Foto: Rahmatdenas]
Saat ini, Masjid Usang Koto Marapak tidak lagi digunakan. Aktivitas ibadah maupun kegiatan agama masyarakat sudah dipusatkan di masjid baru, yakni Masjid Jamik Baru Koto Marapak yang rampung pada awal 1970-an.

Baca juga: Masjid Ummil Qura, Masjid Tua Beratap Payung Terkembang

Secara umum, Masjid Usang Koto Marapak masih berdiri tegak. Namun, beberapa kayu pada tiang maupun papan lantai banyak yang lapuk.

Belum ada perbaikan yang berarti pada masjid ini. Masyarakat setempat berharap ada bantuan renovasi atau pemeliharaan dari pemerintah. Pasalnya, untuk memperbaikinya, butuh biaya yang sangat besar. [den]

Tags: Kabupaten AgamMasjidMasjid tua di Sumatra Barat
ShareTweetSendShareSend

RELATED ARTICLE

Sumur Ayek adalah sumur tua yang airnya tak pernah kering, bahkan saat musim kemarau sekalipun.

Melihat Sumur Ayek di Nagari Pelangai Kaciak, Pesisir Selatan

Bersih dan nyaman, demikian fasilitas ibadah yang ingin dihadirkan oleh pengurus Masjid Jamik Nurul Huda di Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang.

Beribadah di Masjid Jamik Nurul Huda Padang Panjang yang Bersih dan Nyaman

Tujuh Masjid Bersejarah di Sumbar yang Jarang Terekspos

Melihat Masjid dan Surau Syekh Muhammad Jamil di Bayang yang Ditinggalkan

Kecamatan Ranah Pesisir merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan. Di kecamatan ini, terdapat 44 sekolah meliputi jenjang pendidikan dasar hingga menengah serta 2 perguruan tinggi.

SD Hingga Perguruan Tinggi di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan

POPULAR

Rizal Muslimin adalah seorang arsitek Indonesia. Ia terkenal sebagai perancang desain Masjid Raya Sumatra Barat yang mendapat penghargaan Abdullatif Al Fozan Award 2021 untuk tujuh arsitektur masjid terbaik di dunia.

Cerita Rizal Muslimin Merancang Desain Masjid Raya Sumbar

Dalam arsitektur Jawa, dikenal istilah saka guru dan purus. Saka guru merupakan empat tiang utama pada bangunan seperti pendopo dan masjid.

Saka Guru dan Sistem Purus dalam Arsitektur Jawa

Rukmini Zainal Abidin adalah pendiri Apotek Tunggal di Salemba, Jakarta pada tahun 1951 yang menjadi apotek milik orang Indonesia pertama.

Kisah Rukmini Zainal Abidin, Pendiri Apotek Tunggal

Meskipun dikenal sebagai penganut agama Islam, ternyata pernah ada orang Minang yang keluar dari Islam. Ada yang jadi pendeta bahkan ateis.

Profil 3 Orang Minang yang Keluar dari Islam

Suluah.com – Di Sumatera Barat, nasyid tidak hanya ditampilkan di kegiatan agama. Nasyid menjadi pilihan untuk baralek selain orgen tunggal.

Orgen Tunggal vs Nasyid untuk Baralek?

2x11 Enam Lingkung, demikian nama kecamatan di Sumbar yang mengandung kombinasi kata, angka, dan perkalian. Kok bisa dan apa sejarahnya?

Mengenal Kecamatan 2×11 Enam Lingkung dan Asal Usul Namanya

Cekricek Network

Selebkita.com | Kabarkabari.id | Kalamakan.com | Cektips.com | Suluah.com | Ototekno.id | Liniekonomi.com | Sainskita.com | Badata.id | Inkes.id | Pesonapuan.com | Ceritahits.com | Invesco.id | Cekhukum.com

Follow Kami

  • About Us
  • Editorials
  • Contact Us
  • Privacy
  • Index

©2021 Cekricek.id | All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Peristiwa
  • Tokoh
  • Kultur
  • Story
  • Login

©2021 Cekricek.id | All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In