Azwar Wahid, Saudagar Emas Berzakat Rp4 Miliar

Azwar Wahid atau Haji Sagi adalah seorang pedagang emas ternama di Jakarta asal Minangkabau. Zakatnya yang ia keluarkan bernilai Rp4 miliar!

Azwar Wahid atau akrab disapa Haji Sigi. [Foto: Istimewa]

Suluah.com – Nama Azwar Wahid alias Haji Sagi tak asing di kalangan perantau Minang di Jakarta. Ia dikenal sebagai pedagang emas yang bukan hanya sukses tetapi juga disenangi banyak orang.

Ia secara rutin menyisihkan rezekinya dengan membayar zakat dan mendermakannya untuk kepentingan sosial. Bahkan, ia pernah menjadi sorotan nasional karena mengeluarkan zakat senilai Rp4 miliar!

Profil Azwar Wahid

Lelaki kelahiran V Koto Aur Malintang, Padang Pariaman pada 28 Agustus 1952 ini merupakan pemilik Toko Mas Singgalang dan Toko Mas Sumbar Riau.

Azwar Wahid merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara. Orang tuanya bernama H. Kari Wahid (ayah) dan Hj. Djamara (ibu). Sang ayah berprofesi sebagai penjual ternak.

Saat kecil, ia bercita-cita menjadi guru olahraga. Oleh sebab itu, ia masuk Sekolah Menengah Olahraga Atas di Padang pada tahun 1967.

Sambil sekolah, ia ikut membantu kakaknya berdagang emas. Lulus pada tahun 1970, ia berencana masuk ke sekolah AL di Surabaya. Akan tetapi, niatnya tak disetujui oleh kedua orang tuanya.

Orang tua Azwar Wahid malah memintanya untuk menjadi pedagang. Cita-cita menjadi guru olahraga harus iia kubur dalam-dalam.

Menyanggupi permintaan sang orang tua, Azwar Wahid belajar berdagang kepada kakaknya dan mulai

Pada tahun 1975, ia memberanikan diri merantau ke Jakarta. Saat itu, usianya sudah 25 tahun dan masih bujangan.

Toko emas pertama Azwar Wahid berada di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatana. Toko itu ia buka bersama kakaknya.

Tiga tahun berselang, usahanya mulai bangkit. Ia pun bergeser ke arah Blok M. Di sini, ia mulai merekrut orang sekampung untuk dijadikan karyawan.

Kiat Sukses Azwar Wahid

Keluar malam dan main perempuan adalah hal yang ia pantangi. Dua hal itu pula yang ia tekankan kepada setiap karyawan.

Dalam berbisnis, tentu saja ada perjalanan naik turun. Namun, hal itu tidak membuat Azwar Wahid pantang menyerah.

Jiwa pantang menyerah itu ia pupuk pada karyawannya. Karyawan baru yang bekerja kepadanya hanya boleh pulang ke kampung halaman setelah bekerja selama tiga sampai lima tahun.

Sebelum target tercapai, mereka harus berlebaran di perantauan. Itu semua agar calon karyawan bisa disiplin dan fokus dengan tujuannya di Jakarta.

Selain memupuk jiwa pantang menyerah, sikap itu ia lakukan agar karyawannya mandiri sehingga kelak bisa membuka toko sendiri.

Berkat ketekunan, bisnisnya terus berkibar sehingga ia mampu membuka sejumlah toko di kawasan lainnya di Jakarta.

Hingga saat ini, setidaknya sudah sekitar 700 karyawan yang ia rekrut.

Baca juga: Profil Asril Etek: Pemain Bola Jadi Pengusaha

Sukses berdagang, Azwar Wahid alias Haji Sagi tak pernah lupa untuk kepentingan sosial dan masyarakat. Ia aktif menyukseskan pembangunan di kampung halamannya, Kecamatan IV Koto Aua Malintang

Ia berderma dalam pembangunan masjid, sekolah, pondok pesantren dan insfrastruktur. Tidak hanya di kampung halamannya, Azwar Wahid juga mendermakan sebagian hartanya di Jakarta dan Surabaya. [den]

Baca Juga

Aisyah Elliyanti adalah ahli kedokteran nuklir Indonesia yang menjadi guru besar untuk bidang tersebut di FK Unand
Aisyah Elliyanti, Spesialis Kedokteran Nuklir Pertama di Sumatera
Doris Flantika adalah pengusaha milenial sukses asal Padang yang menggeluti bisnis properti
Doris Flantika, Pengusaha Milenial Sukses Pendiri Dofla Land
Prof. Syukri Arief adalah ilmuwan kimia Indonesia yang sehari-hari mengajar di Universitas Andalas (Unand).
Syukri Arief, Guru Besar Kimia Universitas Andalas
Marah Adin berkarir sebagai penyuluh pertanian pada masa Hindia Belanda dan pensiun sebagai Kepala Dinas Pertanian Sumatra Tengah (1948–1956)
Marah Adin, Pendiri Kota Solok
Djamaluddin Tamim adalah seorang wartawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang memimpin Partai Komunis Indonesia di Sumatra Barat pada dekade 1920-an
Djamaluddin Tamim, Berjuang untuk Indonesia Merdeka Meski Keluar-Masuk Penjara
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat
Abdul Hamid Khatib, Putra Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Jadi Diplomat