Suluah.com – Masyarakat Minangkabau terkenal sebagai penganut agama Islam. Ada opini bahwa setiap orang Minang adalah beragama Islam. Namun, apa jadinya jika ada orang Minang yang keluar dari agama Islam?
Keluar dari Islam bagi orang Minang berarti keluar dari adat Minang. Walaupun demikian, ternyata terdapat beberapa orang Minang yang melakukannya. Ada yang menjadi pendeta, bahkan ateis!
Berikut adalah profil tiga orang Minang yang keluar dari agama dari Islam.

Ia adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan adik kandung dari Agus Salim, seorang diplomat ulung yang terkenal di kancah internasional.
Chalid adalah anak dari Sutan Mohamad Salim. Ia lahir di Tanjungpinang pada 24 November 1902. Semasa hidupnya, ia berkarier sebagai advokat dan wartawan. Kisah lelaki Minang ini keluar dari Islam berawal saat ia atkif dalam dunia pergerakan.
Chalid merupakan pendukung paham komunis. Tulisan-tulisannya banyak banyak mengecam kebijakan pemerintah Hindia Belanda.
Pihak penguasa akhirnya mengetahui latar belakang Chalid sebagai aktivis komunis. Sebagai akibatnya, ia mendapat hukuman pengasingan ke Boven Digul dari tahun 1928 hingga 1943.
Chalid berpindah keyakinan saat menjalani masa akhir pembuangannya. Pria berdarah Minang ini keluar dari Islam dan masuk ke agama Kristen. Ia dibatis oleh oleh Imam C. Meuwese pada 26 Desember 1942.
Sayangnya, tidak ada penjelasan lengkap mengapa Chalid keluar dari agama Islam. Dikutip dari buku Catholics in Indonesia, 1808–1942, keluarga Chalid tidak mempermasalahkan keputusannya berpindah keyakinan.
Ia meninggal dalam usia 82 tahun di Rijswijk, Zuid Holland, Belanda pada 10 Maret 1985.